Minggu, 01 Agustus 2010

Cerpen,,"beasiswa ku"


ADA APA DENGAN BEASISWA UI dan BMU?


            Kenapa harus kuliah?
            Kenapa harus kerja?
            Kuliah?? Buang duit dan dapat ilmu.
            Kerja?? Dapet duit dan dapet pengalaman.
Itulah yang ada dalam pikiran wulan, siswa lulusan SMA yang hendak harus memilih pilihannya.....
            Semuanya berawal dari cita – cita yang dia dambakan untuk menjadi seorang insinyur pertanian dan pengusaha sukses dibidang pertanian....wajar memang bila wulan menginginkan hal itu....toh semua itu adalah hak asasi manusia
”andai ku mendapatkan beasiswa untuk kuliah....ku bisa melanjutkan cita – cita, harapan dan anganku slama ini”ucap keras doa di setiap solatnya....
”Nak,,,,maafkan ibu ya !!! ibu tak bisa membantu menggapai cita – cita mu...ibu hanya mampu menyekolahkan mu sampai menengah saja...apa engkau ikhlas?”
Ku menjawab dengan santainya.....”ibu...nyantai ajalah...dont wory” wulan yang terlihat bahagia menyimpan segala duka.
            Dia yakin, kesempatan kuliah nya itu terbuka lebar...dengan yakinnya dia nyari beasiswa di internet selama setahun, namun, dia tak mendapatkan satu pun. Saat – saat terakhir dia mulai putus asa dan lelah ”hufh..... mungkin ini adalah jalanku, biarlah cita, angan dan harapan menjadi pajangan kamar impianku”..dia berniat untuk mencari pekerjaan di dekat rumah kakanya..tapi, ujian belum selesai dan kelulusan pun belum diumumkan. ” biarlah ku persiapkan segalanya untuk melamar pekerjaan”.
            Tak hentinya diapun tetap saja membuka internet tiap 5 jam sehari. Internet gratis yang di fasilitasi dari sekolahnya itu dia manfaatkan dengan sebaiknya. Dia temukan beasiswa dari DIKTI dan Universitas yang terkenal di Indonesia. Dia akan mengikuti beasiswa keduanya. Dia segera membenahi dan merapihkan alat tulis nya kedalam tas dan segera pulang untuk mempersiapkan persyaratan beasiswa keduanya...
            Esoknya dia kembali kesekolah dan menyerahkan serta melengkapi segala keperluan yang harus diserahkan. Guru yang melayani dalam hal beasiswa menerima persyaratanku untuk diserahkan ke dikti. Tidak dengan persyaratan beasiswa dari universitas terkenal di Indonesia, Sebut aja UI (Universitas Indonesia). Beliau menyerahkan kembali persyaratan itu kepada nya. Beliau menyarankannya untuk menyerahkannya sendiri karena hanya dia yang akan mengikuti program beasiswa dari UI. Dia berpikir 3 hari 3 malam dan bertanya pada seluruh keluarga serta guru – guru terdekatnya. Semua jawaban bermacam – macam ada yang menyarankan untuk ikut saja, yang penting sudah masuk universitas dan ada yang menyarankan untuk  tidak mengikuti program beasiswa tersebut, karena takutnya , itu hanya beasiswa sesaat.
            “Mengambil keputusan demi masa depan memang begitu sulit”, ucap wulan yang hendak kebingungan. “masa depan ada ditanganku.” Akhirnya dia memutuskan untuk mengirimkan data persyaratan beasiswa itu ke UI. Besok adalah hari penyerahan terakhir, “bagaimana bisa surat itu nyampai di UI besok?”berpikir begitu panjang,
“apa kirim kilat?ga mungkin,,sekilat -  kilatnya pos surat pasti nyampenya 2 hari yang akan datang”hatinya terus bertanya – tanya mencari solusi
“tanya aja ah”
Mencari solusi sendiri itu memang tak mudah. Dia menanyakan ke pada guru dan temannya.
“lusi, kalau ngirim surat 1 hari nyampe g ya?”tanya wulan kepada temannya
”ga mungkin lah..”
”terus gimana nih?aku mau ngirim beasiswa, tapi paling lambat besok”
”beasiswa kemana?”
”UI,,,,aduuuuh, pusing”
”oh ia, kenapa ga lewat TIKI aja?”
”TIKI?apaan tuh?dimana?”
”iiih, itu kan ada di depan sekolah kita.itu buat ngirim surat super kilat. Waktu itu aja kaka aku ngirim dari jakarta Cuma 1 hari udah nyampe ke aku.”
”masa sih?emang bisa?biaya nya berapa?”
”sekitar sebelas ribu”
”oke deh, makasih ya”
Dia langsung pergi keluar sekolah dan mencari tempat TIKI yang di omongkan lusi tadi, agak aneh memang, wulan yang baru saja datang ke tempat seperti itu, bagaikan oarang yang polos dan tak tahu apa – apa. Alamat yang tidak lengkap, kode pos yang tidak tertera, membuat penjaga TIKI menanyakan dengan anehnya, sempat penjaga itu menolak surat nya, karena alamat yang tidak jelas. Penjaga itu menjelaskan padanya bahwa surat itu ditakutkan tidak sampai ke tempat yang dituju. Lalu wulan menjelaskan bahwa alamat ini mudah di dapat, toh siapa sih yang tidak tahu UI?
            Penjaga bingung, dan harus melakukan apa
”gimana ya?”
”ayolah pa!!bantu aku!!!besok adalah hari terakhir pengembalian”
“kenapa ga ke pos aja?disana lebih terjamin”
”di pos ga nyanggupin pa”
“ya sudah lah”
Akhirnya penjaga itu mau juga untuk mengirimkan persyaratan beasiswa ku. Wulan langsung ucapkan terimakasih pada penjaga itu, tak ada beliau, bagaimanakah dengan nasibnya??
            Dengan gesit penjaga itu menimbang suratku. Mungkin memang terlihat aneh dan asing. tapi Memang seperti inilah sistem TIKI, selain biayanya dikenakan berdasarkan jauh dekat juga berdasarkan berat dari surat
”dalam surat ini ada barang berharga?”
”ga ada, Cuma surat – surat doang”
Sistem TIKI tidak menerima pengiriman barang pecah, berharga bahkan uang sekalipun, TIKI hanya mengirimkan lembaran surat – surat.
            Setelah suratnya ditimbang, penjaga menulis sesuatu dikertas lalu di robek dan diserahkan kepada wulan. Itu terlihat seperti kuitansi pembayaran. Wulan ketakutan jika kuitansi itu bertuliskan harga pengiriman yang  biaya nya melebihi 20 ribu. Kalaupun begitu, dia akan mengcancel pengiriman.
            Wulan melihat kuitansi itu, dan ternyata, dia amat bersyukur, biayanya hanya 11 ribu...senangnya dia bisa mngirimkan surat itu. Dia sangat berharap semoga surat itu bisa nyampe besok dan pihak UI menerima itu dan langsung mengakomodasi surat – surat darinya. Pengumuman UI begitu lama dan menyulitkannya. Selain dia harus ke warung internet(warnet) juga harus pulang pergi kota dan desa. Entah apa maksudnya. Dan sepertinya semua itu sudah prosedure
             Pengumuman beasiswa dari dikti telah ada hasilnya. Menurut informasi dari gurunya, bahwa Wulan termasuk Siswa yang mendapatkan beasiswa dari DIKTI (BMU). Dengan wajah gembira tercengak, Wulan agak tidak percaya akan hal itu karena itu merupakan hal yang sangat mengejutkan.
”jika tak percaya, lihat aja di situs www.snmptn.com, lalu cari info yang berhubungan dengan BMU.”, ucap saran dari guru pembimbinggnya itu
            Tanpa berpikir panjang dia langsung perg meminta tolong kepada penjaga internet gratis di sekolahnya untuk membuka situs itu. namun, berhubung komputer terpakai semua, dia langsung pergi ke internet.
”ada yang kosong?”tanya wulan pada penjaga warnet
”ada, nomor 15”
Dia cari – cari nomor 15 itu, dan akhirnya ditemukan di pojok ruangan.
Dia mengetik situs yang di sarankan oleh guru pembimbingnya itu, lalu dia mencari dan akhirnya ketemu daftar nama penerima BMU.
            Begitu banyak yang mendapatkan beasiswa BMU, hingga dia pun pusing mencarinya. Mulai dari aceh, Palembang, hingga sampailah daftar penerima BMU di jawa barat. Dilihatnya mulai dari SMA di Bandung hingga sampai lah pada daftar SMA di kuningan. Betapa mengejutkan dan kabar menggembirakan. Wulan tersenyum manis sendiri di depan komputer karena namanya ada dalam daftar penerima BMU tahun 2008.  Dia amat bersyukur. Dengan begitu rencananya terlaksana dan teratur rapi. Dia bisa mengikuti Ujian PTN (SNMPTN) dengan biaya ongkos dan formulir gratis. Selain itu, dia akan memilih pilihan jurusan di UI karena sudah mendaftar beasiswa di UI, so, mungkin kuliahnya pun akan gratis juga. Gimana tidak senang. Dia serasa diberikan beberapa keringanan oleh tuhan. Berkat Nya, dia bisa melanjutkan cita, angan dan harapannya yang sejak dulu di impikan dan sempat mengalami kerusakan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ko g dilanjutin ceritanya?? padahal udah netes nich air mata....

Anonim mengatakan...

Alhmdulillah beasiswa UI lolos tapi tidak diambil karena surat pemberitahuan telat. Sya sudah lulus skrg dan sudah bkerja di tempat donatur sya .. Alhamdulillah

rafilah mujahidah mengatakan...

ALL IS WELL