Jumat, 17 September 2021

BUDIDAYA BAWANG DAUN

BUDIDAYA BAWANG DAUN


I.  PENDAHULUAN

Daun Bawang adalah salah satu jenis tanaman sayuran dari kelompok tanaman bawang dengan nama latin Allium fistulosum. Ciri-ciri dengan memiliki bentuk yang panjang dan berwarna hijau tua di ujungnya, sedangkan batangnya berwarna hijau muda dengan tekstur sedikit keras.

Daun bawang merupakan jenis sayuran yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, terlebih daun bawang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur pelengkap masakan.

Tidak seperti budi daya bawang putih dan bawang merah yang memanfaatkan umbinya untuk diambil hasilnya, bawang daun justru memanfaatkan bagian daunnya untuk dipanen hasilnya. Terdapat tiga jenis bawang daun yang banyak dibudidayakan di Indonesia, yaitu:

  1. Bawang prei atau leek (Allium porum), tidak berumbi dan mempunyai daun yang lebih lebar dibandingkan dengan bawang merah maupun bawang putih, pelepahnya panjang dan liat serta bagian dalam daun berbentuk pipih.
  2. Kucai (Allium schoercoprasum), mempunyai daun kecil, panjang, rongga di dalam daun kecil dan berwarna hijau, serta berumbi kecil.
  3. Bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), berdaun bulat panjang dengan rongga dalam daun seperti pipa, kadang-kadang berumbi.

Bawang daun sendiri cocok untuk ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 250-1500 mdpl. Akan tetapi, biasanya, jika bawang daun ditanam di dataran rendah maka anakan bawang daun yang dihasilkan tidaklah terlalu banyak.

Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis tanah andosol (bekas lahan gunung berapi) atau tanah lempung berpasir. Selain itu, daerah dengan curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25oC cocok untuk pertumbuhan bawang daun.

 1.1.          Persiapan dan Pengolahan Lahan

          Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Bawang daun bisa ditanam di awal musim hujan maupun awal musim kemarau.

Bawang daun memerlukan lahan yang gembur, jadi sebaiknya harus melakukan pengolahan lahan. Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.Tahapan pengolahan lahan:

·       Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.

·       Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.

·       Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.

·       Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm dengan jarak  antar bedengan 25-30 cm.

·       Campur merata dengan tanah, 10 ton/ha pupuk kandang dan ratakan permukaan bedengan.

1.2.          Pembibitan dari Anakan

Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat. Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan akar/daun tua. Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan. Buang sebagian daun. Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.

1.3.          Penanaman

Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm. Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong untuk mengurangi penguapan. Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.

1.4.          Pemeliharaan

Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam. Penyiangan gulma dengan cangkul/kored dibarengi dengan pendagiran. Penimbunan bagian bawah batang agar batang bawah daun bawang berwarna putih dan berkualitas prima. Siram 2 kali sehari apabila kekurangan air. Tidak boleh becek/terlalu basah. Pemupukan susulan:

-     Saat tanaman umur 21 hari setelah tanam dengan urea 100 kg/ha

-     Saat tanaman umur 42 hari setelah tanam dengan urea 100 kg/ha

-     Pupuk diberikan di dalamlarikan dengan jarak 5 cm dikiri kanan batang tanaman


Gambar 1. Penyiangan Tanaman Bawang Daun


 

1.1.          Penanggulangan Hama dan Penyakit

Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat.

Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae. Pengendalian kimia: umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC.

Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.

Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol 70 WP, Dithane M-45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F.

Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.

Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.

Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.

1.1.          Panen

Umur Panen 2 bulan setelah tanam. Satu hektar lahan mampu menghasilkan 100 kwintal bawang daun segar. Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning. Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari. Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.

Gambar 2. Panen Bawang Daun

1.1.          Pasca Panen

            Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan. Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya. Berat tiap ikatan 25-50 kg. Daun bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm). Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan. Ujung daun dipotong sekitar 10 cm. Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot. Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.

II.                PENUTUP

Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersial karena budidayanya sangat mudah dan kebutuhan masyarakat yang sangat rutin dan tinggi

 DAFTAR PUSTAKA

 

www.digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Undergra

 

https://www.agrikompleks.my.id/2020/03/cara-budidaya-tanaman-daun-bawang-di-rumah.html

 

https://8villages.com/full/petani/article/id/5d71dc733b7c9f1b2c579169