Selasa, 27 April 2010

laporan mekanika fluida


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
            Tekanan campuran gas adalah merupakan penjumlahan total dari tekanan parsial masing-masing komponen campuran gas. Hal ini pertama kali dinyatakan oleh Dalton pada tahun 1801 dan lebih dikenal dengan hukum Dalton. Melihat dari keadaan yang ada bahwa, mahasiswa masih perlu adanya pembelajaran mengenai hukum – hukum di dalam fisika terutama hukum dalton karena penggunaannya hukum dalton sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari – hari. Sebelum itu, mahasiswa terlebih dahulu dikenalkan mengenai teori dasar dari hukum dalton itu sendiri karena pada umumnya masih saja ada yang belum mengenal dan mengetahui apa itu hukum dalton.
            Perumusan antara suhu, tekanan, dan volume dalam ilmu   fisika dan kimia begitu banyak. Ada perumusan hubungan suhu, tekanan da volume pada saat suhunya tetap, tekanan tetap, volume tetap, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan melakukan praktikum ini, mencoba untuk mengingatkan kembali mengenai hubungan antara tekanan dan volume jika pada keadaan temperatur yang tetap.
            Pada jaman sekarang ini, terkadang mahasiswa tidak peduli dasar dari penggunaan hukum dalton. Sehingga, tidak sedikit dari mereka yang tidak bisa menghitung dan mengukur tekanan campuran  di dalam 2 buah tabung baik mengukur nyata ketika praktikum maupun menghitung manual dengan perhitungan matriks. Oleh karena itu, melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu mengukur dan menghitung tekanan campuran pada 2 buah tabung .

           
1.2.            Tujuan
            Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1.      Mengetahui penggunaan hukum dalton
2.      Mengetahui hubungan tekanan dan volume pada 2 tabung dengan suhu yang sama
3.      Mengukur tekanan campuran gas dalam tabung
4.      Menghitung tekanan campuran gas dalam tabung dengan cara matriks (perhitungan biasa)























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

           
2.1.            Pengertian Gas
            Gas adalah materi yang encer. Sifat ini di sebabkan Interaksi yang lemah diantara partikel – partikel penyusunnya sehingga perilaku termalnya relatif sederhana. Dalam memepelajari perilaku tersebut, pengertian yang jelas dari sifat – sifat makroskopik seperti suhu, tekanan, dan volume ialah besaran – besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi -asumsi sebagai  berikut ;
  1. Jumlah partikel gas banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik menarik antar partikel
  2. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang
  3. ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran wadah
  4. setiap tumbukan yang terjadi bersifat lenting sempurna
  5. Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam wadah
  6. partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak

            Termodinamik adalah satu cabang sains yang membincangkan perpindahan haba dan juga saling tukar haba dengan bentuk-bentuk tenaga yang lain yang berlaku dalam sesuatu proses ataupun tindak balas. Termodinamik membolehkan seseorang menjangkakan sesuatu tindak balas itu akan berlaku atau tidak hanya dengan menggunakan maklumat yang diperoleh daripada tindak balas lain yang sebanding. Konsep termodinamik juga boleh digunakan dalam memahami mengapa sesuatu proses atau tindak balas itu berlaku secara spontan dan tidak bagi tindak balas yang lain.

2.2.            Sifat – sifat Gas
Gas memiliki sifat – sifat yang khas, yakni :
*      Gas bersifat transparan.
*      Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
*      Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
*      Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya.
*      Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
*      Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
*      Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang.
*      Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya
2.3.            Jenis – Jenis Gas
Gas di bagi ke dalam 2 jenis, yakni :
1.   Gas unggul (sempurna)
2.   Gas sejati (sahih)

Perbedaan antara keduanya yaitu               

·         Gas unggul tiada interaksi (daya tarikan/tolakan) antara molekul
·         Saiz molekulnya amat kecil relatif terhadap isipadu bekas (jadi boleh diabaikan).
·         Gas sejati berkelakuan seperti gas unggul pada tekanan yang sangat rendah  (P® 0)

2.4.            Hukum Dalton
          Tekanan campuran gas adalah merupakan penjumlahan total dari tekanan parsial masing-masing komponen campuran gas. Hal ini pertama kali dinyatakan oleh Dalton pada tahun 1801. Hukum ini akan dapat digunakan untuk menghitung tekanan total campuran gas.
            Teori dasar hukum dalton yakni bahwa tekanan campuran gas pada suhu tetap dalam suatu ruangan sama dengan jumlah tekanan tiap gas itu masing – masing dalam ruangan tersebut. Dengan kata lain, tekanan campuran gas dalam suatu ruangan sama dengan jumlah perkalian tekanan dan volume tiap gas itu masing – masing bagi dengan volume ruangan tersebut.
            Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
            Tekanan total bagi satu campuran gas-gas unggul adalah jumlah tekanan separa komponen-komponennya (dengan syarat tiada interaksi sesama gas).
P  =  PA  +  PB + PC + ……    =  
di mana  P º tekanan total, Pi º tekanan separa,  i = A, B, C, …. 
Tekanan separa º tekanan yang dikenakan oleh setiap gas sekiranya ia menempati isipadu yang sama secara bersendirian pada suhu yang sama.
Pi  =        (ni = bil. mol gas i)
Pecahan mol gas i  =  Xi  =     (nT  = bil. mol total)
            Bayangkan sekuantiti gas A di dalam suatu bekas berisipadu V pada suatu suhu malar T. Suatu tekanan akan diwujudkan dan nilainya ialah PA. Jika bekas itu dikosongkan dan kemudian disikan dengan gas lain, B pada suhu yang sama, suatu tekanan baru wujud, bernilai PB. Demikianlah seterusnya jika kita gantikan dengan gas C, D, ... X masing-masing akan memberikan tekanan PC, PD, ... PX. Berapakah nilai tekanan gas jika kesemua gas tersebut, A, B, C, D, ... X mengisi serentak bekas yang berisipadu V pada suhu tertentu itu?
Inilah yang diperihalkan oleh hukum Dalton. Mengikut Dalton, jika P ialah tekanan jumlah campuran gas-gas dalam isipadu tertentu itu, maka,
P = PA + PB + PC + PD + ... + PX --------- 2.6
PA, PB, PC, PD ... PX dinamakan tekanan separa masing-masing gas A, B, C, D, ... X iaitu tekanan yang dikenakan oleh sesuatu gas seandainya gas tersebut sahaja yang mengisi isipadu berkenaan.
            Dengan demikian hukum Dalton boleh diungkapkan sebagai tekanan jumlah bagi campuran gas di dalam suatu isipadu tertentu pada suhu malar ialah hasil tambah tekanan separa masing-masing gas komponen. Jika bilangan mol masing-masing gas dalam campuran itu ialah nA, nB, nC, nD, ... nX, hukum Dalton juga mendapati bahawa,
---------------------- 2.7
            Demikian juga dengan tekanan-tekanan separa untuk gas B, C, D, ... X. Sebutan xA = nA/(nB+nC+nD+...+nX) dinamakan pecahan mol gas A dalam campuran tersebut. Begitu juga dengan sebutan-sebutan pecahan mol untuk gas-gas B, C, D, ... X. Dengan perkataan, persamaan 2.7 menyatakan bahawa tekanan separa suatu gas dalam campuran gas-gas adalah berkadar terus kepada pecahan mol gas tersebut dalam campuran berkenaan. Pernyataan ini juga kadang-kadang diambil sebagai pernyataan hukum Dalton. Sebenarnya persamaan 2.7 diterbitkan daripada persamaan 2.6 dengan mengambil kira perkaitan di antara tekanan gas dengan bilangan mol gas tersebut.
Untuk menerangkan hukum Dalton, kita menggunakan persamaa 2.1a yang digabungkan dengan persamaan 2.1c, menjadi,
Untuk gas, A, B, C, D, ... X, bilangan mol masing-masing ialah,
Apabila gas-gas ini diisi ke dalam bekas yang sama dengan isipadu V, maka V = VA = VB = ... = VX dan jumlah mol gas-gas tersebut ialah,
Sebutan di sebelah kiri persamaan di atas sebenarnya ialah tekanan jumlah P di dalam bekas berkenaan. Jadi,
PA, PB, ... PX , menurut takrif ialah tekanan separa masing-masing gas. Tekanan separa PX bagi gas X ialah,
      
dengan xX ialah pecahan mol gas X. Dengan cara yang sama tekanan separa PA, PB, dan lain-lain boleh diterbitkan.
















BAB III
METODE PERCOBAAN


3.1.            Alat dan Bahan
·        2 buah tabung silinder yang dilengkapi dengan pipa penghubung dan kran, alat pengukur tekanan serta pentil
·        Pompa udara

3.2.            Prosedur
1.      Tutup kran yang terdapat pada pipa penghubung di kedua buah tabung
2.      Lihat posisi tekanan pada alat pengukur tekanan !! pastikan dalam keadaan nol
3.      Pompa Tabung 1 Sampai tekanan yang di tentukan, catat !
4.      Pompa Tabung 2 hingga tekanan tertentu, Catat ! (tekanan pada tabung 1 bedakan dengan tabung 2)
5.      Buka kran penghubung secara bersamaan, baca dan catat tekanan pada saat setimbang.
6.      ulangi langkah 1 – 5 sebanyak 5 kali percobaan





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1.            Hasil

a.      Tabel hasil Praktikum
NO
Tabung 1
Tabung 2
Campuran
P1 (atm)
V1
P2 (atm)
V2
PC (atm)
VC
1
0,8
V
0,4
V
0,6
2V
2
0,6
V
0,5
V
0,55
2V
3
0,4
V
0,3
V
0,35
2V
4
0,8
V
0,3
V
0,55
2V
5
0,4
V
0,5
V
0,45
2V

b.      Perhitungan Secara Rumus

Hukum Dalton
Pcampuran = (P1V1 + P2V2 + ... + PnVn) / (V1 + V2 + ...Vn)

Dengan mengasumsikan V1 = V2 = V, maka Vc = V1 + V2 = 2V, Tekanan campurannya adalah
Pc = (P1V1 + P2V2) / (V1 + V2)
Pc = (P1V + P2V) / 2V
Pc = (P1 + P2) / 2

·        Pc1 = (P11 + P21) / 2 = (0,8 + 0,4) / 2 = 0,6   atm
·        Pc2 = (P12 + P22) / 2 = (0,6 + 0,5) / 2 = 0,55 atm
·        Pc3 = (P13 + P23) / 2 = (0,4 + 0,3) / 2 = 0,35 atm
·        Pc4 = (P14 + P24) / 2 = (0,8 + 0,3) / 2 = 0,55 atm
·        Pc5 = (P15 + P25) / 2 = (0,4 + 0,5) / 2 = 0,45 atm

c.    Grafik















Dengan memisalkan V silinder nya adalah 5 dm3














3.2.            Pembahasan
            Pada praktikum kali ini dalam menghitung dan mengukur tekanan campuran gas digunakan alat berupa 2 buah tabung sillinder yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur tekanan, pentil, selang atau pipa penghubung dan kran. Selain itu, untuk memompa tekanan, digunakanlah alat pemompa sederhana. Pentil pada tabung tersebut digunakan sebagai penghubung antara tabung udara dan pemompa sehingga pada saat pemompa bekerja, gas atau udara bisa masuk di dalamnya dan tekanan pun menjadi naik. Selain itu, pentil tersebut berfungsi juga sebagai tempat keluarnya udara ketika teknana didalam tabung ingin diturunkan. Selang atau pipa penghubung dan kran tersebut berfungsi untuk mengatur keseimbangan tekanan dalam pipa sehingga ketika pada saat kran ditutup, tekanan yang dimiliki masing masing tabung berbeda tetapi  pada saat krannya terbuka, tekanan akan mencapai keseimbangan dan pada akhirnya disebut sebagai tekanan campuran.
            Hukum dalton dirumuskan
Pc = (P1V1 + P2V2) / (V1 + V2)

Dimana,            Pc = Tekanan campuran
                        P1 = Tekanan pada tabung 1
                        P2 = Tekanan pada tabung 2
                        V1 = Volume udara pada tabung 1
                        V2 = Volume udara pada tabung 2

Karena bentuk tabung tersebut silinder, maka volume tabung tersebut adalah
   V silinder = pr2t         dimana r merupakan jari – jari tabung dan t adalah tinggi tabung dalam percobaan. Karena ketika praktikum tidak dilakukan pengukuran tinggi dan jari – jari tabung dan menganggap Volume pada tabung pertama dan kedua adalah sama, maka rumusan hukum dalton menjadi


Pc = (P1V1 + P2V2) / (V1 + V2)
Pc = (P1V + P2V) / 2V
Pc = (P1 + P2) / 2

Untuk menghitung suhu campuran, yakni
Pc = (nTRT) / Vc

Jika Pc diambil dari percobaan 1 yakni 0,6 atm, nT = bilangan mol total sebesar 0,05,R adalah bilangan avogadro yang nilainya 0,0821 L atm K-1mol-1 dan Vc adalah 5 dm3, maka Suhu pada saat itu adalah
Pc = (nTRT) / Vc
0,6 =[ (0,05)(0,0821)(T) ] / 5
3    = 4,105 x 10-3 T
T   = 730,8 K  

Semakin tinggi tabung gas dan jari - jari nya maka semakin tinggi volume udaranya. Sedangkan semakin tinggi volume udaranya maka semakin kecil tekanan udara didalamnya.













BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada suhu dan volume yang sama, untuk menentukan besar tekanan campuran dirumuskan Pc = (P1 + P2) / 2
2.      Hukum dalton di gunakan untuk menentukan tekanan campuran pada suhu yang sama
3.      Semakin besar volume udara maka semakin kecil tekanan udaranya










Senin, 26 April 2010

TUGAS BENGKEL KU


1.      Jenis Pisau Bubut
Dibagi menjadi 2 macam yaitu jenis single point tools dan multi point tools. Single point tools terdiri dari blank tool dan  tipe insert, begitu pula dengan multi point tools terdiri atas blanktool dan tipe insert. Blank tools adalah pisau yang untuk mendapatkan sudut potongnya harus diasah sesuai dengan kebutuhannya, sedangkan jenis insert/sisipan adalah  pisau yang sudah memiliki standar sudutnya masing – masing, tidak perlu diasah untuk mendapatkan sudut tertentu, dan dapat langsung digunakan sesuai kebutuhan

2.      Bahan pisau / pahat
a.       Baja Karbon Tinggi.
Digunakan selama beberapa tahun terutama sebelum dikembangkannya baja pahat kecepatan tinggi. Kandungan karbonnya berkisar 0,80 sampai 1,20% dan baja ini mempunyai kemampuan baik untuk dikeraskan. Baja ini akan kehilangan kekerasannya pada suhu 3000C, maka tidak sesuai untuk pekerjaan berkecepatan tinggi.
b.      Baja Kecepatan Tinggi
            Baja ini mengandung unsur paduan yang tinggi sehingga mempunyai kemampuan dikeraskan sangat baik dan tetap mempertahankan tepi pemotongan yang baik sampai suhu sekitar 6500C.
c.       Paduan Cor Bukan Besi
            Sejumlah bahan paduan bukan besi yang mengandung unsur paduan utama seperti kobalt, chrom dan tungsten dengan sedikit unsur pembentuk karbida (1 sampai 2%) seperti tantalum, molibden atau boron adalah bahan yang sangat baik digunakan sebagai bahan perkakas potong. Bahan ini memiliki karakteristik rapuh dan tidak tanggap terhadap perlakuan panas
d.      Karbida
            Perkakas karbida yang hanya mengandung wolfram karbida dan kobalt (94% wolfram karbida dan 6% kobalt) adalah cocok untuk benda kerja besi cor dan semua bahan lain kecuali baja. Untuk benda kerja berbahan baja ditambahkan titanium dan tantalum karbida. Karakteristiknya mempunyai kekuatan kompresi yang sangat tinggi. Namun bahan ini rapuh, tidak tanggap terhadap perlakuan panas. Pisau ini tidak mengandung besi tapi terdiri dari karbid khusus wolfram, titan, tantallium yang dilebur bersamaan dengan cobalt. Logam keras yang dilebur (sintering) tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi disbandinglan dengan  baja perkakas paduan rendah dan memiliki sifat yang lebih tahan aus.
            Logam ini dapat bertahan pada suhu yang jauh lebih tinggi (sampai 9000C) tanpa mengurangi kekerasannya. Dengan ini dimungkinkan bahwa logam ini dapat dipekerjakan pada kecepatan potong yang tinggi dan waktu yang lama. Pisau ini biasanya berupa insert (sisipan) yang memiliki fungsi berbeda sesuai dengan bentuknya. Kekuatan mata pisau ini dapat dilihat dari besar sudut matanya, semakin besar sudut insertnya maka kekuatanyya akan semakin besar. Mata pisau yang berbentuk lingkaran (circle) memiliki kekuatan yang paling besar dari semua bentuk mata yang ada karena tidak memiliki sudut. Mata ini sangat baik dibunakan pada proses finishing material yang sangat keras
e.       Intan
            Intan digunakan sebagai pahat mata tunggal dan digunakan untuk bahan keras yang sulit dipotong dengan bahan perkakas yang lain atau untuk pemotongan ringan dengan kecepatan tinggi pada bahan yang lebih lunak yang ketelitian dan penyelesaian permukaannya dipentingkan.
f.        Keramik
            Bahan ini mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi, namun agak rapuh. Titik pelunakan keramik pada umumnya adalah diatas 1100 oC. Keramik mempunyai konduktivitas panas yang rendah sehingga memungkinkan pahat beroperasi pada kecepatan potong tinggi dan mengambil pemotongan yang dalam.


  1. Bentuk pahat bubut dan fungsinya:
Ø      Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang
Ø      Pahat ISO 2(Bent shank tool)
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan membuat Chamfer
Ø      Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
Ø      Pahat ISO 4(Board edge tool)
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan kedalaman pemakanan yang kecil
Ø      Pahat ISO 5(Offset face turning tool)
Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam
Ø      Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit untuk facing kearah luar
Ø      Pahat ISO 7(parting tool)
Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing memanjang
Ø      Pahat ISO 8(Boring tool)
Untuk boring dengan lubang tembus
Ø      Pahat ISO 9(Corner boring tool)
Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus
              









  1. Kecepatan Potong Pisau

Material
Kecepatan potong (m/min) untuk
Tool Steel
High Speed Steel
Hard Metal
St 22
10-12
16-25
20-25
St 42
12-20
20-35
25-60
St 70
10-12
15-25
20-30
Cast Steel
8-10
15-20
18-22
Brass
20-50
40-80
45-100
Bronze
8-12
15-20
18-25
Zink
25-30
60-90
-
Alumunium
60-80
80-150
100-200
Sumber : Cutting speed selection. http://turningspeed&feed RPMCalculation\lathe\rpmcalc.htm

Saat pembubutan alangkah baiknya menghitung terlebih dahulu jumlah putaran permenit dari spindle utama. Besarnya angka putaran yang sesuai akan menjadikan hasil pembubutan dan penggunaan mesin yang optimal. Besarnya putaran dipengaruhi oleh : Benda kerja (diameter) dan material benda kerja dan alat potong (Cs)
Sedangkan perhitungan puataran sebagai berikut
 …………..(1) (B.H.Amstead, 1986)
Dimana
n = Angka putaran (Putaran/menit)
Cs = Cutting Speed (m/menit)
D=Diameter benda kerja (mm0
Rata –rata kedalaman yang didapat dalam satu kali putaran dapat dirumuskan
Vf = n x f
Dimana :
Vf = Kecepatan pemahatan (mm/Min)
N = Angka Putaran (Putaran/min)
f = pahatan (mm/putaran)




  1. Kedalaman pahat

Material
High-speed Stell
Carbide
Roughing (mm/rev)
Finishing (mm/Rev)
Roughing (mm/rev)
Finishing (mm/Rev)
Low Carbon Steel (kadar karbon 0,2%)
0.01 to 0.02
0.002 to 0.008
0.008 to 0.035
0.006 to 0.010
Med. Carbon Steel (Carbon 0,4-0,8%)
0.008 to 0.018
0.002 to 0.008
0.008 to 0.03
0.006 to 0.01
High Carbon Steel (kadar Carbon 0.83-1.2%)
0.008 to 0.015
0.002 to 0.008
0.008 to 0.03
 0.006 to 0.01
Cast Iron
0.01 to 0.025
0.003 to 0.01
0.01 to 0.04
0.008 to 0.012
Bronze
0.015 to 0.025
0.003 to 0.01
0.01 to 0.04
0.008 to 0.012
Alumunium
0.015 to 0.03
0.003 to 0.012
0.015 to 0.045
0.008 to 0.012

Besarnya kedalaman yang diberikan pada saat proses pembubutan, pengerjaannya dibedakan menjadi finishing (pahatan = 5 mm s/d 2 mm), medium (pahatan = 1,5 mm – 5 mm), roughing (pahatan = 5 mm – 13 mm)

6.      Efisiensi Waktu
Dalam mengefisienkan waktu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya : kecepatan  putaran benda kerja , kecepatan potong pisau, dan kedalaman potong pisau pada benda kerja. Ketiga hal tersebut akan berpengaruh terhadap permukaan hasil benda kerja. Oleh karena itu pembubutan harus dilakukan lebih teliti dan hati – hati agar lebih efisien. Semakin cepat dan hasilnya semakin baik maka efisiensinya semakin besar. Namun, besarnya kecepatan pembubutan akan berpengaruh terhadap kerusakan mesin bubut seperti : pahat bubut akan mudah aus, dapat terjadi retak pada pahat bubut yang disebabkan kerasnya benda kerja, kehilangan kekerasan pahat yang disebabkan oleh pemanasan yang berlebihan, dll
           



TUGAS PAPER
PERBENGKELAN PERTANIAN

Kecepatan Putaran Benda Kerja, Kaitan Kedalaman Potong dengan Jenis Logam, Jenis / Bahan Pisau Benda Kerja dan Efisiensi Waktu Pembubutan




Oleh :
Ade Wulan
240110080091















JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010