Hari/Tanggal : Kamis,
28 Februari 2013
Divisi/Blok :
I/D34, D35, B33
Kegiatan :
Observasi Pemupukan Urea dan By Product
Jenis
tanah di blok D34 dan D35 sebelumnya adalah tanah gambut namun sekarang
termasuk lowland. Hal ini terlihat dari banyaknya bentuk batang pohon yang
melengkung/doyong pada bagian bawah. Sebagian luas Blok D34 terdapat flatbath
(By product cair dari PKS) sekitar 8 Ha. Sehingga pada saat itu tidak dilakukan
pemupukan pada luasan yang terdapat flatbathnya.
Pemupukan dengan Urea
Pupuk urea merupakan pupuk makro
yang diberikan setiap 2 kali dalam 1 tahun. Dosis yang diberikan tergantung
dari rekomendasi riset yang diambil dari hasil sensus Leaf Sampling Unit.
Rekomendasi riset untuk pemupukan Urea tahun 2013 di Blok D34 dan Blok D 35
adalah 1,25 kg/pokok.
Pemupukan ini diatur oleh 2 mandor (di
pasar tengah dan jalan collection) serta dilakukan oleh 11 tim pemupuk, 1 tim
terdiri dari 2 orang tenaga kerja perempuan. Selain itu terdapat 2 orang tenaga
kerja laki – laki yang melangsir karung goni dan tali sisa pemupukan. Seluruh
tenaga kerja pemupuk merupakan tenaga kerja SKU dengan target pemupukannya
adalah 500 kg/Hk. Sehingga, jika sudah mencapai 500 kg/hk bisa langsung pulang
tanpa harus menunggu jam pulang (selesai pukul 12.30).
Pupuk yang akan dibawa kelapangan
harus dilakukan penguntilan terlebih dahulu di pagi hari. 1 untilan di isi
untuk dosis 8 pokok yakni 10 kg untuk dosis 1,25 kg/pokok. Pukul 07.24 sudah di
angkut ke dalam dumptruk kemudian truk tersebut melakukan pengisian solar.
Pukul 07.30 siap disebar ke lapangan. Cara Penyebaran untilan tersebut yakni untuk
Blok D35 terdiri dari 4 untilan pupuk, sedangkan di Blok D34 terdiri dari 1-2
untilan per 1 jalan rintis disepanjang jalan
collection.
Perlengkapan yang digunakan oleh
para pekerja untuk memupuk adalah tapuk dan takaran dosis. Tapuk merupakan
wadah berlubang – lubang yang digunakan untuk menebar pupuk, ukuran diameter
lubang tersebut sekitar 1-1,5 cm. Takaran dosis merupakan wadah berupa mangkok
atau piring yang ukurannya sudah disesuaikan dengan dosis. Pemupukan dilakukan
½ Blok D34 dan ½ Blok D35 pada 1 jalan collection. Masuknya pekerja pada setiap
jalan rintis di instruksikan oleh mandor pupuk yang ada di jalan collection
dengan menggunakan isyarat pluit. Saat pluit berbunyi, para pekerja mulai masuk
ke jalan rintis untuk mengecer untilan (1 jalan rintis 1 tim). Tiap untilan
diletakan pada pokok ke-4, ke-8, ke-12 dan ke-16 (Pasar tengah). Proses
penebaran pupuk dimulai dari pasar tengah dengan cara sebagai berikut :
1.
Pembagian tugas
dalam 1 tim terdiri dari 2 orang, yakni :
a.
Orang pertama
menggendong pupuk di pinggang dan menakar pupuk
b.
Orang kedua
menebar pupuk di setiap pokok
2.
Orang pertama
menakar pupuk yang ada di dalam untilan dengan menggunakan mangkok takaran
3.
Orang kedua
menerima pupuk dengan menggunakan tapuk dari orang pertama
4.
Orang kedua
memutar – mutar tapuk sambil berjalan mengelilingi pohon. Taburan pupuk urea
dijatuhkan bervariasi. Ada yang dijatuhkan di piringan, ada juga yang
dijatuhkan di luar piringan.
Untuk mempercepat
pekerjaan, sebagian pekerja ada yang tidak menggunakan tapuk untuk menebar
pupuk, tetapi langsung menggunakan mangkuk takaran dosis. Dilihat dari
hasilnya, penebaran pupuk dengan menggunakan tapuk lebih rata dibandingkan dengan
menggunakan takaran dosis. Jika selesai menebar pupuk, karung goni bekas
untilan diletakan di jalan collection untuk kemudian dikumpulkan dan dibereskan
oleh pelangsir karung goni, kemudian diangkut ke gudang pupuk.
Pemupukan dengan Effluent
Effluent merupakan by product
berwujud cair yang berasal dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Effluent
ini tersedia di dalam flatbath yang
letaknya di gawangan mati. Blok D34 terdapat 8 Ha (sekitar 810 pokok) yang mengaplikasikan
effluent. Penanggung jawab dan kontroling pemupukan by product dengan effluent
seluruhnya oleh divisi 6. Mandor pupuk selalu mengingatkan agar pokok yang
sudah terbangun flatbath tidak perlu di pupuk urea lagi.
Pemupukan dengan Janjangan Kosong
Observasi pemupukan dengan janjangan
kosong (JJK) dilakukan di Blok B33. Rotasi pengaplikasiannya adalah setiap 1
tahun sekali. Hal ini dimaksudkan karena dalam jangka waktu 1 tahun, JJK
tersebut sebagian besar sudah mengalami pelapukan. Pokok sawit yang sudah
diberikan JJK tidak memerlukan dosis pokok urea yang sama dengan pokok sawit
yang tidak diberikan JJK. Perbandingannya sekitar 6:10 (0,75kg/pokok : 1,25
kg/pokok).
Mandor JJK merupakan mandor yang
melakukan pengawasan dalam pengaplikasian JJK ke lapangan. Pekerja yang
melakukan pengaplikasan merupakan pekerja BHL (Buruh harian lepas) laki – laki
dan perempuan. Pada saat tersebut, pekerjanya terdiri dari 4 orang. Prestasi
pekerja dilihat dari banyaknya jumlah titik pengaplikasian JJK. Alat yang
digunakan adalah angkong dan gancu. Sistem koordinasinya yaitu ketika dump truk
dari PKS berisi JJK tiba di ancak, mandor menerima dan menghitung jumlah titik
yang mungkin teraplikasikan dari 1 dumptruk tersebut kemudian, jumlah titik
terebut diletakkan di tumpukan JJK yang diturunkan dari dumptruk. Oleh karena
itu, Para BHL yang akan bekerja sudah mengerti dari tanda tersebut
Aplikasi
janjangan kosong ini diletakkan diantara pokok sawit dalam 1 baris dengan
aturan sebagai berikut :
1.
Peletakkannya
tidak bertumpuk (1 tumpukan)
2.
Tidak diletakkan
di piringan
3.
Tidak
mengahalangi pasar rintis
4.
1 titik terdiri
dari 275 kg JJK dan 200 kg solid
Pengaplikasian by
product berupa solid dilakukan setelah JJK teraplikasikan semua. Untuk 275 kg
JJK diperlukan 3 trip angkong oleh pekerja atau sekitar 50-60 JJK. Pekerja bisa
menyelesaikan pekerjaan 3 truk JJK / hari (05.30 – 18.30) atau sekitar 27 ton
(98 titik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar