BUDIDAYA BAWANG DAUN
Daun Bawang
adalah salah satu jenis tanaman sayuran dari kelompok tanaman bawang dengan
nama latin Allium fistulosum. Ciri-ciri dengan memiliki bentuk yang panjang dan
berwarna hijau tua di ujungnya, sedangkan batangnya berwarna hijau muda dengan
tekstur sedikit keras.
Daun bawang
merupakan jenis sayuran yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia,
terlebih daun bawang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur
pelengkap masakan.
Tidak seperti
budi daya bawang putih dan bawang merah yang memanfaatkan umbinya untuk diambil
hasilnya, bawang daun justru memanfaatkan bagian daunnya untuk dipanen
hasilnya. Terdapat tiga jenis bawang daun yang banyak dibudidayakan di
Indonesia, yaitu:
- Bawang prei atau leek (Allium
porum), tidak berumbi dan mempunyai daun yang lebih lebar dibandingkan dengan
bawang merah maupun bawang putih, pelepahnya panjang dan liat serta bagian
dalam daun berbentuk pipih.
- Kucai (Allium schoercoprasum), mempunyai daun kecil, panjang, rongga di dalam daun kecil dan berwarna hijau, serta berumbi kecil.
- Bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), berdaun bulat panjang dengan rongga dalam daun seperti pipa, kadang-kadang berumbi.
Bawang daun sendiri cocok untuk ditanam di dataran rendah maupun
dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 250-1500 mdpl. Akan tetapi, biasanya,
jika bawang daun ditanam di dataran rendah maka anakan bawang daun yang
dihasilkan tidaklah terlalu banyak.
Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis tanah
andosol (bekas lahan gunung berapi) atau tanah lempung berpasir. Selain itu,
daerah dengan curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25oC cocok untuk
pertumbuhan bawang daun.
1.1. Persiapan dan Pengolahan Lahan
Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun di dataran
tinggi. Bawang daun bisa ditanam di awal musim hujan maupun awal musim kemarau.
Bawang daun memerlukan lahan yang gembur,
jadi sebaiknya harus melakukan pengolahan lahan. Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.Tahapan
pengolahan lahan:
·
Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
· Olah tanah sedalam 30-40 cm
hingga gembur.
· Buat parit untuk pemasukan
dan pengeluaran air.
· Buat bedengan selebar
80-100 cm, tinggi 30 cm dengan jarak
antar bedengan 25-30 cm.
· Campur merata dengan tanah,
10 ton/ha pupuk kandang dan ratakan permukaan bedengan.
Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan
sehat. Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan
akar/daun tua. Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang
terdiri atas 1-3 anakan. Buang sebagian daun. Bibit disimpan di tempat lembab
dan teduh selama 5-7 hari.
Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm. Sebelum
penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan
daun dipotong untuk mengurangi penguapan. Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah
di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.
Penyulaman paling lama 15
hari setelah tanam. Penyiangan gulma dengan cangkul/kored dibarengi dengan pendagiran. Penimbunan bagian bawah batang agar batang bawah daun
bawang berwarna putih dan berkualitas prima. Siram 2 kali sehari apabila kekurangan air. Tidak boleh becek/terlalu
basah. Pemupukan susulan:
-
Saat tanaman umur 21 hari setelah tanam dengan urea
100 kg/ha
-
Saat tanaman umur 42 hari setelah tanam dengan urea
100 kg/ha
-
Pupuk diberikan di dalamlarikan dengan jarak 5 cm
dikiri kanan batang tanaman
Gambar 1. Penyiangan Tanaman Bawang Daun
1.1.
Penanggulangan Hama dan
Penyakit
Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.)
Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan
pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau
dengan perangkap ngengat.
Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis:
mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae. Pengendalian kimia: umpan beracun yang
dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak
dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa
Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC.
Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.)
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak;
memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian:
cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan
Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol
70 WP, Dithane M-45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F.
Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.)
Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan
tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil
75 SP.
Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher
batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk.
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat,
meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau
Daconil 75 WP.
Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala:
daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak.
Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman
dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida
Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
Umur Panen 2 bulan setelah tanam. Satu hektar lahan mampu menghasilkan 100 kwintal bawang daun segar. Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning. Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari. Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
Gambar 2. Panen Bawang Daun
Bawang daun kumpulkan di tempat yang
teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan. Diikat
dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya. Berat tiap ikatan 25-50 kg. Daun
bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar
(1,5-2 cm). Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan
dikeringanginkan. Ujung daun dipotong sekitar 10 cm. Simpan pada temperatur
0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot. Pengemasan
di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya
dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.
Bawang daun
adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara
intensif dan komersial karena budidayanya sangat mudah dan kebutuhan masyarakat
yang sangat rutin dan tinggi
www.digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Undergra
https://www.agrikompleks.my.id/2020/03/cara-budidaya-tanaman-daun-bawang-di-rumah.html
https://8villages.com/full/petani/article/id/5d71dc733b7c9f1b2c579169
1 komentar:
Semangaaatttt
Posting Komentar