Inilah wanita, tak jauh ceritanya adalah seorang lelaki idamannya.
Badan tinggi tegap. Berisi tidak gemuk, hitam tapi manis, dan pastinya tegas
Inisial itu selalu ada. Mulai dari AGS, TW, ALP, SM, Y, MS, I1, RYP, I2, IL, KAR dan berujung di ASB. Dari sekian pilihan hanya mereka yag bisa meluluhlantahkan hati, dan diantaranya lagi, hanya ada 1 yang masih menempel bak perangko dengan lem nya.
Bukan kah dulu pemalu lantas mundur dari AGS
Bukankah dulu ditolak TW lantas tak mampu bertegur sapa
Bukankah gengsi seorang kakak kelas naksir adek kelas cowonya ALP
Bukankah kecewa karena memaksa SM untuk bicara
Bukankah gengsi hanya melihat Y dari status kasta
Lalu tak kapok kah diri ini malu mengatakan sayang kepada MS, I1, RYP???
Tak kapok kah sudah menduakan I2, IL dan diduakan KAR
Menyesal itu berkali kali...
Menyesal tak mengakui cinta sama AGS, MS, I1, RYP. Skrg mereka sudahbahagia dengan istrinya masing2
Menyesal tak tegur sapa sama TW, sampai sayapun telat untuk memperbaikinya. skrg dialah imam yg sesungguhnya. Soleh dan bertanggungjawab dunia akhirat pada anak dan istrinya
Fatal penyesalan itu saat ku menolak cintanya..padahal lebih dari 7 tahun ku menunggu cintanya...nangis darah iya, minta balikan ga bisa, minta maaf pn sudah tak berguna. Skrg dia bahagia dg istri dan anak2nya... Ga bisa ga bisa rela begitu saja... Ini lah satu2nya lelaki yang menjadi lem di badan prangko ku. Jika teringat, ingin rasanya mengulang waktu untuk menjawab iya atas ungkapan puisinya aaaah ...tak tahan lagi jika ku harusmelihatnya berjalan berdua, bersanding dengan anak dan istrinya
Sudah mungkin ku labuhkan pada KAR ... Sosok yg sempurna di kala ku buta. Banyak kurang tapi ku ttap menerima.
Ta ingin menyesal untuk kesekian kalinya lantas ku tak mau melepaskannya. Tapiiii ,, sisi lain akupun takut menyesal krn sudah mempertahankannya.
Jika boleh memilih..aku lebih memilih pergi dan sndiri sampai KAU mengijinkannya.
YaAllah,
waktuku tak banyak untuk memilihnya di sampingku atau meleaskannya begitu saja.
3 bulan lagi yaAllah ya Rahman..
Shalat istiqharahkah?
Rabu, 06 September 2017
Langganan:
Postingan (Atom)